Memang profesi sebagai perawat di tanah air saat belum terlalu menjanjikan untuk sandaran hidup hingga akhir hayat.
Rumah sakit yang bangunannya megah belum tentu memberikan gaji yang layak bagi perawat. Alih-alih memberikan gaji yang layak, malah perawat bekerja seperti budak. Sampai diawasi CCTV segala ketika bekerja. Sudah banyak kok contohnya rumah sakit yang demikian. Ironisnya lagi, ada rumah sakit yang pendiri dan pemiliknya merupakan seorang perawat. Justru tidak memberikan gaji yang layak bagi perawatnya. Oleh karena itu, bagi adik-adik mahasiswa yang AKAN masuk dunia kerja di tanah air, berhati-hatilah. Kalau memungkin, janganlah bercita-cita menjadi perawat di tanah air (khususnya di masa sekarang). Carilah kehidupan yang lebih baik walaupun itu artinya kita harus hijrah ke mancanegara. Keluar dari tempat zona "nyaman".
Bagaimana dengan kita yang sudah terlanjur masuk ke dunia kerja ? Meski kondisi kita masih sangat memprihatikan dari segi pendapatan, kita jangan patah semangat atau pasrah menerima nasib. Rejeki tak akan datang kalau tidak dicari. Sisihkanlah sebagian gaji kita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita. Gunakan dana dan waktu yang ada untuk berlatih menguasai bahasa asing. Bahasa Inggris misalnya. Teruslah belajar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Suatu saatnya nanti, ada posisi yang menjanjikan di luar negeri. Cobalah untuk berkompetisi.
Bagaimana dengan kita yang sudah "dimakan usia". Tentu gerak kita tidak selincah para yunior kita. Tentu ada kiat tersendiri.
Kalau profesi keperawatan tidak terlalu memberikan materi yang memuaskan. Kenapa tidak mencoba kerjaan sambilan yang lain...Sepintas hal ini "mengkhianati" konsep profesi. Suatu bidang pekerjaan termasuk profesi salah satunya kalau bisa dijadikan sandaran hidup. Apa boleh buat. Dari pada mati .... mending begooo...