Kamis, 23 Juli 2009

STOP UPAYA PELEMAHAN PERAWAT INDONESIA

Sebagai perawat, barangkali kita turut andil menciptakan kondisi lemahnya bargaining position perawat Indonesia.
Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Sebagai perawat yang menjadi dosen di pelbagai Akademi Keperawatan dan STIKES, memiliki titel S1, S2, atau bahkan S3. Sejatinya tidaknya hanya melakukan transfer pengetahuan kepada mahasiswa. Seorang dosen, semestinya harus mampu mencetak calon perawat yang berkualitas sehingga mereka nantinya dapat berkompetisi meraih posisi sebagai perawat di tempat yang memberikan penghargaan yang layak.
Kebanyakan dosen keperawatan seperti sopir angkot. Kalau sopir angkot mengejar setoran, maka dosen keperawatan mencari jumlah mahasiswa sebanyak-banyaknya. Bagaimana kualitas mahasiswanya ? Masih perlu dipertanyakan.
Inilah yang saya sebut sebagai "andil perawat di dalam pelemahan bargaining position perawat Indonesia".