Senin, 16 Agustus 2010

APA SIH MANFAAT MUNAS VIII PPNI ?

Musyawarah Nasional (Munas) VIII PPNI di Balikpapan 27-30 Mei 2010 telah berlangsung secara lancar. Munas telah berhasil memilih ketua umum baru dan menyusun sejumlah program kerja.
Sebagai agenda organisasi yang berskala nasional, tentunya pengorbanan yang telah dicurahkan demi kesuksesan acara tersebut amatlah besar. Konon acara Munas VIII ini dihadiri oleh lebih dari seribu orang perawat dari pelbagai penjuru tanah air. Biaya untuk registrasi plus akomodasi yang dikeluarkan per peserta pun cukup besar. Berkisar Rp.2.300.000 hingga Rp.3.300.000,- per orang. Biaya ini belum termasuk biaya transportasi dari masing-masing daerah ke tempat acara (di Balikpapan, Kalimantan Timur).
Selain pengorbanan biaya, adapula pengorbanan waktu, pengorbanan tenaga, pengorbanan kesenangan dan pengorbanan-pengorbanan lainnya.
Apa yang diharapkan para perawat sehingga rela melakukan aneka pengorbanan demikian ? Harapannya adalah agar terjadi perubahan (kemajuan) yang signifikan di dalam profesi keperawatan di tanah air.
Munas VIII PPNI telah memilih Ibu Dewi Irawati, PhD sebagai ketua umum Pengurus Pusat PPNI periode 2010-2015. Selain itu pula, telah ditunjuk Bapak Harif Fadillah SKp, SH. sebagai sekretaris jenderal PP PPNI periode 2010-2015. Kedua orang tokoh perawat ini tidak perlu diragukan track record dan kemampuannya di dalam memajukan dunia keperawatan di tanah air.
Kini Munas VIII PPNI telah dua setengah bulan berlalu. Para perawat Indonesia sudah tak sabar menanti "gebrakan" nahkoda PPNI yang baru. Apa kira-kira jurus andalan (baca : program kerja dan program unggulan ) para petinggi PPNI lima tahun ke depan. Namun rupanya, para perawat harus kembali bersabar. Alih-alih lahirnya sebuah gebrakan dan jurus baru, susunan personil pengurus PP PPNI pun belum diketahui oleh kebanyakan anggota PPNI. Siapa saja para perawat yang duduk di struktur Pengurus Pusat PPNI sampai saat ini belum diketahui oleh mereka. Kemudian, apa rekomendasi dan resume sidang-sidang Munas VIII juga belum diketahui.
Tak kita pungkiri bahwa Ibu ketua umum dan Bapak sekjen PP PPNI merupakan orang-orang sibuk, sehingga tidak mungkin kita menggantungkan sepenuhnya gebrakan dari beliau berdua. Namun setidaknya, akan lebih baik kalau ada statement yang muncul dari mereka berdua bahwa ini lho komandan PPNI 2010 – 2015.
Divisi Humas atau informasi PP PPNI atau apapun namanya yang bertugas menyampaikan informasi semestinya aktif menyebarkan informasi mendasar yang dibutuhkan para perawat di tanah air pasca Munas VIII.
Di era internet ini, rasanya tidak sulit menyebarkan informasi mendasar tersebut. Informasi dapat disebarkan melalui struktur PPNI karena PPNI memiliki struktur yang jelas. Alirkan saja arus informasi tersebut ke pengurus provinsi, selanjutnya secara berjenjang informasi tersebut disebarkan oleh pengurus kabupaten-kota dan pengurus komisariat.
Jalan lain adalah lewat majalah Ners, majalah Nursing, grup facebook, twitter, milis PPNI, serta website PPNI.
Sebagai organisasi orang-orang profesional, semestinya PPNI mampu melayani kebutuhan anggotanya secara profesional, terutama kebutuhan akan informasi dan arah gerakan organisasi.
Jika kebutuhan informasi tersebut tidak dipenuhi, grass root PPNI pasti akan selalu bertanya-tanya dan tak akan salah kalau mereka menggugat "Apa sih manfaat Munas PPNI yang telah membutuhkan pengorbanan besar tersebut ?"

Bontang, awal Ramadhan 1431 H