Kamis, 22 Mei 2014

How to do CPR in Infants and Children

Cardiac arrest among infants and children is rarely caused by heart problems. It is often caused by oxygen deprivation due to injuries, suffocation, smoke inhalation, infection, or the so- called sudden – infant – death syndrome (SIDS).
In an emergency situation like cardiac arrest, early cardiopulmonary resuscitation or CPR can be a key to an infant’s or a child’s survival.
Before CPR is started, one should first establish if indeed the child is not responding or not breathing.ck for the following:
  • Absence of pulse
  • Absence of chest movement
  • Absence of audible heart sounds
  • Blue (cyanosis) or pale skin
  • Gasps, muscular contractions, and seizures – like convulsive activity
An infant or child with difficulty of breathing but not cyanotic (bluish in color)
Indicates having adequate airway and does not need CPR but should immediately brought to the nearest hospital for observation and proper support.
Check and Open the Airway
Check if any solid foreign objects or liquids like vomit or blood clots are blocking the airways.
Quickly wipe the fluid with your index and middle finger wrapped in cloth. The tongue may also fall back and block the airway when the victim is unconscious. This is the most common cause of airway obstruction.
Perform the standard head- tilt/ chin lift technique when checking the airway. Just be careful and apply a slight tilt. Tilting the head slightly may injure the neck or kick the trachea and close the airway.
Check for Breathing
If the child gasps or struggles to catch his breath after the airway is opened, let  him breathe on his own. If his lips are bluish, it means he is not getting adequate oxygen and must be taken to the hospital fast.
If child is not breathing, begin ventilation by giving two gentle breaths at one to 1.5 seconds per breaths. Force and volume should be very slight, like when you puff your cheeks.
Use only enough air to make the chest rise. Watch the motion of the chest wall with each breath to see if air is getting in and out.   After ventilation, check for pulse. A child’s circulation is checked by gently tapping the carotid (artery in the neck) pulse. an infant’s circulation is checked through the pulse in the upper arm.
First locate the pion halfway between the infant’s elbow and shoulder.
Place the tips of your index and middle fingers at this point and your thumb on side of the arm. Then press your index and middle fingers toward the bone to feel the pulse.do not exert too much pressure, doing so may cause the artery to collapse, stopping the circulation in the lower arm.
Perform CPR
“If there is no pulse, begin performing ventilation and chest compression. Make sure the patient is lying on a firm surface.”
If there is no pulse, begin performing ventilation and chest compression. Make sure the patient is lying on a firm surface.

The correct area of compression in an infant is one finger below in the imaginary line between the left nipple and breast stone. Use the flat part of your middle and ring fingers to compress this area to a depth of the one- half to one inch at a rate of 100 times per minute.
The correct area of compressions in an infant is one finger below an imaginary line between the left nipple and breastbone.
CPRUse the flat part of your middle and ring fingers to compress this area to depth of one half to one inch at a rate of 100 times per minute.
The correct area of compression in a child more than one year old is the lower half of the breastbone.
The chest is compressed with one hand (keep your fingers off the ribs) to depth of the one to one and – half inches at a rate of 80 to 100 compressions per minute. The chest should be allowed to return to resting position after each compression, the head should not be lifted and the length of the time for each compression and relaxation should be equal.
Ventilation should be performed after every five compressions.
If the patient is a child above eight years old, the CPR method for adults is performed.
How do you know if the CPR is successful/ each time the breastbone is compressed, you should feel a pulse (it will feel like a flutter) in the carotid artery. The lungs will expand, his pupils will react, his normal heartbeat will return, and he will make a spontaneous gasp for breathing and try to swallow, his skin color will also improve (or return to normal) and he will be able to  move his arms or legs on his own.
Performing CPR successfully does not mean the patient may be declared out of danger. It is best to take the patient to a hospital at once.

Source : http://medicalobserverph.com/how-to-do-cpr-in-infants-and-children/
http://medicalobserverph.com/how-to-do-cpr-in-infants-and-children/ 

Senin, 19 Mei 2014

BTLS & BCLS, Bontang 14 - 19 April 2014

Gawat darurat dapat terjadi pada siapa pun, di manapun, dan kapan pun. Perawat sebagai petugas kesehatan diharapkan mampu memberikan pertolongan yang tepat dan cepat kepada korban. Oleh sebab itu, para perawat sangat perlu memiliki kemampuan pertolongan gawat darurat. Kemampuan pertolongan gawat darurat jantung (cardiac emergency) dan gawat darurat trauma menjadi salah satu kompetensi inti yang wajib dimiliki oleh setiap perawat. 

PPNI Kota Bontang sebagai wadah berhimpun para perawat di Bontang memiliki kewajiban meningkatkan profesionalitas para perawat. PPNI berperan memfasilitasi para anggotanya agar memiliki kompetensi tersebut. Bertempat di Hotel Oak Tree, Bontang, dari tanggal 14 hingga 19 April 2014 telah diselenggarakan pelatihan BTLS (Basic Trauma Life Support) dan BCLS (Basic Cardiac Life Support) untuk para perawat. 

Narasumber atau instruktur kegiatan adalah provider profesional dalam pelatihan BTLS & BCLS. Narasumber BTLS didatangkan dari yaitu Pro-Emergency. Sedangkan narasumber BCLS adalah dari PP PERKI (Perhimpunan Dokter Kardiovaskuler Indonesia). Pelatihan diikuti 78 perawat yang dibagi menjadi dua kelas.

Berikut ini beberapa foto-foto kegiatan tersebut BTLS & BCLS







Sabtu, 17 Mei 2014

Pelatihan Gawat Darurat / P3K bagi Guru UKS Se-Kota Bontang. 14 Mei 2014






Pengabdian kepada masyarakat dari organisasi profesi PPNI memang tidak akan pernah habis. Wajar, karena profesi perawat adalah profesi yang aktivitasnya selalu bersentuhan dengan kemanusiaan dan masyarakat.
PPNI Bontang dengan dimotori oleh perawat yang bergabung di Himpunan Perawat Emergency & Prehospital (PENA), mengadakan Pelatihan Gawat Darurat atau P3K bagi Guru UKS Se-Kota Bontang. Acara yang didanai Dinas Kesehatan Kota Bontang tersebut dilaksanakan 14 Mei 2014 berlangsung sehari penuh.Acara pelatihan tersebut digelar dalam suasana Perayaan Nursing Week (International Nursing Day, May 12). PPNI Bontang dan PENA Bontang sukses menggelar acara tersebut. Kesuksesan tersebut tak lepas dari dukungan PT Indominco Mandiri (perusahaan tambang batubara). Anak perusahaan Indo Tambang Megah ini bersedia meminjamkan peralatan pelatihan seperti CPR Manikin, AED training, LSB, head immobilizer, cervical collar, splint dll.

Animo dan antusiasme dari peserta sungguh luarbiasa. Para guru UKS tersebut menginginkan pelatihan gawat darurat ini ada kelanjutannya. PPNI Bontangdan PENA Kota Bontang merespon baik keinginan para guru tersebut. PENA dan PPNI Bontang siap datang ke sekolah-sekolah untuk melatih dan meng-up grade skill dan pengetahuan tentang P3K. Baik untuk kalangan murid maupun untuk kalangan guru.

Berikut beberapa cuplikan foto kegiatan Pelatihan PPGD Guru UKS tersebut.
















Jumat, 02 Maret 2012

ANGGARAN DASAR PPNI HASIL MUNAS 2010

Fungsi atau peran Anggaran Dasar (AD)dalam sebuah organisasi adalah bagaikan Undang-Undang Dasar dalam sebuah negara. Anggaran Dasar memuat hal-hal pokok tentang peraturan di suatu organisasi.
Khususnya di organisasi PPNI, setiap lima tahun diselenggarakan Musyawarah Nasional. Musyarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi di PPNI, sehingga di arena inilah Anggaran Dasar PPNI diamandemen untuk diperbaiki.
Selain Anggaran Dasar, dalam organisasi ada pula sebuah produk peraturan yang dinamakan Anggaran Rumah Tangga (ART). ART memuat hal-hal yang sifatnya merupakan uraian atau penjelasan dari pasal-pasal atau ayat-ayat yang ada di Anggaran Dasar. ART PPNI juga diamandemen di arena Musyawarah Nasional.

Rabu, 03 Agustus 2011

Susunan Pengurus Pusat PPNI periode 2010 – 2015

Susunan Pengurus Pusat PPNI periode 2010 – 2015
Ketua Umum : Dewi Irawaty, MA, PhD.
Ketua I : Dra. Junaiti Sahar, PhD
Ketua II : Rita Sekarsari, SKp, MHSM.
Sekretaris Jenderal : Harif Fadhillah, SKp., SH.
Sekretaris I : Yeni Rustina, PhD.
Sekretaris II : Yupi Supartini, SKp., MSc.
Bendahara Umum : Netty Sofyan, SKM, M.Kes.
Bendahara I : Ruti Nubi, SKM
Bendahara II : Rasmanawati, SKp., MM
Departemen Organisasi
Ketua : Wawan Arif Sawana, SKp.
Anggota : Sunardi, MKep., Sp.KMB.
: Bambang Tutuko, SKp., SH.
Departemen Hukmas & Pemberdayaan Politik
Ketua : Amelia K, SKp., MN.
Anggota : Ahmad Neru, MKep. Sp.Kom.
: Armen Patria, SKp. MKes.
Departemen Pengembangan Kerjasama Dalam Negeri & Luar Negeri
Ketua : Masfuri, SKp. MN.
Anggota : Meidiana Dwidiyanti, SKM. MSc.
: Ns. Apri Sunadi, SKep.
Departemen Pelayanan
Ketua : Ns. Riyanto, MKep. Sp.Kom.
Anggota : Syahridal, SKp.
: Pawit Rodiah, SKp., M.Kep.
Departemen Pendidikan & Pelatihan
Ketua : Dra. Murni Hartanti, SKp., MSi.
Anggota : Astuti Yuni Nursasi, SKp. MN.
: Michiko Umeda, SKp. MS.Biomed
Departemen Kesejahteraan
Ketua : Mustikasari, SKp. MARS
Anggota : Asep Sopari, SKM, MM, MKM
: Iwan Effendi, Amd.Kep.
Dewan Pertimbangan
Ketua : Prof. Achir Yani, MN. DNSc.
Sekretaris : Drs. Husen, BSc
Anggota : 1. Drs. Husain, SKM.
: 2. Ahmad Djauhari, MM.
: 3. Janes Lesilolo, SKM. MKes.
Majelis Kehormatan Etik Keperawatan (MKEK)
Ketua : Dra. Junarsih W. Sudibjo
Sekertaris : Fitriati, SKM, MKes.
Anggota : 1. Tien Gartinah, MN.
: 2. Dra. Herawani Aziz, MKes. MKep.
: 3. Sumijatun, SKp., MA

Kamis, 28 Juli 2011

ORGANISASI PPNI

Bagaimana caranya organisasi dapat eksis dan berkembang ?
Organisasi tersebut harus memiliki manfaat baik secara internal maupun eksternal. Apa manfaat organisasi secara internal ? Banyak. Misalnya dengan berhimpun di organisasi tersebut, para anggotanya menjadi terlindungi, terangkat perekonomiannya, terangkat status sosialnya, mendapat penghargaan sosial dsb. Kemudian,apa manfaat organisasi secara eksternal ? Contohnya, dengan kehadiran suatu organisasi, banyak pihak di eksternal organisasi tersebut mendapatkan keuntungan.
Kehidupan berorganisasi semesti berlangsung simbiosis mutualisme. Setiap interaksi hendaknya mengandung manfaat yang saling menguntungkan, baik dari pihak internal maupun dan eksternal. Kalaupun tidak saling menguntungkan, sebisanya jangan sampai ada pihak yang dirugikan.
Namun karena keadaan tertentu, biasanya organisasi mendahulukan kepentingan internal dibanding eksternal. Jika keberadaan suatu organisasi hanya menimbulkan kerugian, maka organisasi tersebut akan dijauhi dan dimusuhi. Tidak ada orang yang mau bergabung dan berinteraksi dengan organisasi tersebut.
Bagaimana dengan organisasi PPNI ? Perlu kita lalukan evaluasi, terutama bagi pengurus PPNI. Apa manfaat bagi anggota PPNI ? Apa manfaat PPNI bagi pihak luar (pemerintah dan masyarakat) ?