Senin, 04 Januari 2010

Fenomena Obama dan Inspirasi Perawat Indonesia

Secara profesi tidak ada hubungan Barack Obama dengan profesi perawat. Tetapi ada point yang dapat kita tiru dari Mr. Obama; yaitu muda (untuk ukuran seorang presiden), energik, cerdas, berkarakter, dan tentu saja memiliki jiwa sebagai seorang pemimpin.

Perawat Indonesia harus memiliki mimpi-mimpi tinggi dan inovatif (meski mungkin tampak ”aneh”) seperti halnya Obama. Bukankah tampak ”aneh”, di negeri yang mayoritas berpenduduk kulit putih, ada seorang minoritas berkulit hitam yang ingin menjadi orang nomor satu (presiden). Sepintas hal ini mustahil.
Dunia keperawatan Indonesia membutuhkan kader yang siap untuk menjadi pemimpin. Pemimpin bukan hanya dilingkup internal perawat.Tapi pemimpin yang lebih luas. Bagaimanakah cara mewujudkan harapan itu? Siapkan generasi muda keperawatan sebagai agen pembawa kemajuan secara berkesinambungan, sehingga perjuangan keperawatan untuk meraih kemajuan tidak akan terputus ditengah jalan.

Untuk mengakomodasi peran anak- anak muda keperawatan, dapat dimulai dari organisasi kampus. PPNI menjadikan organisasi kampus keperawatan baik D3 maupun S1 sebagai mitra untuk berkembang. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan mengadakan forum- forum diskusi dan memberikan ruang bagi mahasiswa- mahasiswa keperawatan untuk mengekspresikan pendapat-pendapat maupun pemikiran- pemikirannya.

PPNI berkoordinasi dengan koordinator kemahasiswaan di masing-masing kampus agar memberikan advokasi kepada mahasiswa dalam meningkatkan fungsi organisasinya agar berperan lebih luas, dalam arti tidak hanya menyelenggarakan bentuk kegiatan dalam skup internal kampus saja, tetapi mampu menyentuh peran pengembangan profesi keperawatan, bidang kesehatan, maupun dalam lingkup yang lebih luas.

Dalam aksi simpatik perawat yang digelar pada 12 Mei 2008 lalu, terbukti bahwa mahasiswa keperawatan menyumbangkan massa yang cukup besar, baik di Jakarta maupun di berbagai daerah di tanah air. Namun tentu saja kita berharap tidak hanya jumlahnya saja yang besar, tetapi hendaknya memiliki semangat dan pemikiran-pemikiran besar. Jumlah institusi keperawatan sudah menjamur di mana- mana. Oleh karena itu sangat sayang apabila potensi- potensi mereka tidak dikembangkan.

Kemudian bagi para perawat muda yang telah bekerja di berbagai tempat layanan kesehatan, hendaknya sedini mungkin untuk ikut dilibatkan dalam memikirkan pengembangan profesi. Sehingga dari usia muda, mereka sudah ikut handarbeni terhadap organisasi profesi, sehinga di masa depan akan mempunyai ikatan dan motivasi yang kuat untuk mengembangkan profesi dalam peran yang lebih besar.

Organisasi perawat (PPNI) saat ini belum banyak mempengaruhi kebijakan Pemerintah secara politis. Dalam lingkup kesehatan saja, masih belum terlihat “taringnya”, padahal perawat merupakan jumlah terbesar dari seluruh jumlah tenaga kesehatan di Indonesia (mencapai lebih dari 60%).

Dalam hal kekuatan dan pengaruh, perawat masih di bawah kedokteran, kebidanan, dan farmasi. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk merapatkan barisan, menumbuhkan kepedulian, dan berlatih mengasah pikiran bagi kemajuan profesi mulai sejak dini.

Para perawat muda benar- benar berada di wilayah Grass root, mereka dapat merasakan sendiri kondisi riil di lapangan saat ini. Pasti tumbuh berbagai pertanyaan dan rasa ingin tahu yang tinggi tentang berbagai persoalan. PPNI sangat perlu untuk menampung gejolak dan potensi para pemuda ini dalam forum yang positif.

Peningkatan dan kemajuan profesi keperawatan harus dipandang dalam integral yang kompleks, baik tentang peningkatan profesionalisme, penguatan organisasi profesi, perlindungan hak- hak perawat, advokasi lintas program dan lintas sektoral, maupun keterkaitan yang kuat terhadap kebijakan para decision maker. Keterbukaan adalah kata kunci untuk terus tumbuh dan berkembang. Sikap yang terlalu eksklusif, introvert, dan konservatif justru akan “memenjarakan” keperawatan di rumah sendiri.

Kita berharap bahwa para perawat muda tidak hanya sebagai obyek kemajuan tetapi mampu sebagai subyek/ pelaku untuk menggapai kemajuan. Jadi bukanlah sesuatu yang tabu dan muluk bila teman- teman yang berpendidikan keperawatan menaruh mimpi setinggi- tingginya, berupaya mengembangkan diri dan akhirnya bermanfaat bukan hanya bagi dunia keperawatan melainkan untuk kehidupan yang lebih luas.